Enterpriser HDI – Indonesia dan dunia kembali dihebohkan dengan adanya penyakit cacar monyet. Belum pudar ingatan tentang wabah virus Corona, kini muncul penyakit cacar monyet. Sebenernya apa sih penyakit cacar monyet itu?
Apa Itu Cacar Monyet ?
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan cacar (smallpox), namun gejalanya lebih ringan.
Sejarah Cacar Monyet
Sejarah cacar monyet atau monkeypox dimulai pada tahun 1958, ketika penyakit ini pertama kali ditemukan pada kera yang digunakan untuk penelitian. Berikut adalah garis waktu penting dalam sejarah cacar monyet :
1958: Penemuan Pertama
Cacar monyet pertama kali diidentifikasi pada monyet laboratorium di Denmark yang digunakan untuk penelitian, itulah sebabnya penyakit ini dinamai “monkeypox.”
Saat itu, virus ini belum diketahui bisa menyerang manusia. Penemuan ini menunjukkan bahwa hewan selain manusia bisa menjadi inang bagi virus ini.
1970: Kasus Pertama pada Manusia
Kasus pertama cacar monyet pada manusia terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo (dulu Zaire). Seorang anak berusia 9 bulan di daerah yang sebelumnya telah bebas dari cacar manusia (smallpox) didiagnosis dengan cacar monyet.
Setelah itu, beberapa kasus tambahan dilaporkan di daerah lain di Afrika Tengah dan Barat, terutama di negara-negara seperti Kamerun, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, dan Pantai Gading.
1980-an hingga 1990-an: Studi dan Kasus Tambahan
Pada dekade-dekade ini, cacar monyet tetap menjadi penyakit langka yang terjadi terutama di wilayah-wilayah pedalaman Afrika.
Studi menunjukkan bahwa cacar monyet menyebar melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, terutama hewan pengerat seperti tikus, serta melalui kontak manusia-ke-manusia dalam kondisi tertentu.
Pada 1980-an, beberapa kasus terisolasi mulai dilaporkan di luar Afrika, tetapi wabahnya tidak meluas.
2003: Wabah di Amerika Serikat
Pada tahun 2003, cacar monyet pertama kali terdeteksi di luar Afrika, dengan wabah di Amerika Serikat.
Wabah ini dikaitkan dengan impor hewan pengerat eksotis dari Afrika, yang kemudian menularkan virus kepada anjing padang rumput (prairie dogs) peliharaan yang dijual di beberapa negara bagian.
Kasus ini menyebabkan sekitar 47 orang terinfeksi, namun tidak ada kematian yang dilaporkan. Wabah ini meningkatkan perhatian internasional tentang risiko penyebaran virus ini ke wilayah lain.
2017: Wabah di Nigeria
Setelah hampir 40 tahun tanpa laporan, Nigeria mengalami wabah besar cacar monyet pada tahun 2017.
Lebih dari 200 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan selama wabah ini, termasuk beberapa kasus yang fatal.
Wabah ini memperbarui kekhawatiran tentang potensi penyebaran cacar monyet di luar wilayah endemiknya.
2022: Wabah Global
Pada Mei 2022, kasus cacar monyet mulai dilaporkan secara global di negara-negara yang sebelumnya tidak pernah mencatat penyakit ini, seperti Eropa, Amerika Utara, dan beberapa negara Asia.
Wabah ini mencakup penyebaran di banyak negara non-endemik, dan virus ini menyebar melalui kontak dekat antara manusia, terutama melalui aktivitas seksual, kontak kulit-ke-kulit, serta penggunaan barang-barang pribadi yang terkontaminasi.
Ini merupakan wabah global terbesar yang pernah tercatat, dengan ribuan kasus yang terkonfirmasi di berbagai belahan dunia.
Vaksin dan Pencegahan Modern
Vaksin yang digunakan untuk melawan cacar manusia (smallpox) diketahui juga efektif dalam memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.
Sejak wabah 2022, beberapa negara memperkenalkan program vaksinasi untuk populasi yang berisiko. Upaya pencegahan melibatkan pengendalian kontak dengan hewan terinfeksi, serta langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk mencegah penyebaran antar manusia.
Gejala Penyakit Cacar Monyet
Gejala cacar monyet (monkeypox) biasanya muncul 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus, dan berlangsung selama 2 hingga 4 minggu. Gejalanya mirip dengan cacar (smallpox), tetapi biasanya lebih ringan. Berikut adalah gejala utama cacar monyet, yaitu :
- Demam. Demam tinggi adalah gejala awal cacar monyet, biasanya mendahului gejala lain. Suhu tubuh bisa mencapai 38°C atau lebih.
- Sakit Kepala. Sakit kepala yang intens sering menyertai demam pada awal infeksi.
- Nyeri Otot (Mialgia) dan Nyeri Punggung. Penderita sering mengalami nyeri otot, terutama di punggung, bersama dengan perasaan lelah yang sangat berat.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening (Limfadenopati). Ini adalah salah satu gejala yang membedakan cacar monyet dari cacar biasa. Kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan bisa membengkak, terasa sakit, dan keras.
- Ruam Kulit. Setelah 1 hingga 3 hari mengalami demam, ruam mulai muncul. Ruam ini melalui beberapa tahap, yaitu:
- Bintik-bintik. Lesi kecil datar (makula) yang mulai muncul di wajah sebelum menyebar ke seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki.
- Papula. Bintik-bintik tersebut berubah menjadi benjolan yang terangkat di permukaan kulit.
- Vesikel. Benjolan menjadi berisi cairan.
- Pustula. Vesikel berubah menjadi lesi yang bernanah (berisi cairan kuning).
- Krusting. Lesi akhirnya mengering dan membentuk kerak, yang kemudian rontok.
Ruam biasanya dimulai di wajah, tetapi bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tangan, kaki, dada, dan alat kelamin. Dalam kasus yang parah, ruam bisa menjadi sangat luas dan menimbulkan ketidaknyamanan.
- Kelelahan. Pasien sering merasa sangat lelah dan tidak bertenaga selama periode awal penyakit.
- Gejala Perut (Opsional). Beberapa orang juga dapat mengalami mual, muntah, atau diare, meskipun gejala ini tidak selalu muncul pada semua kasus.
Gejala awal cacar monyet biasanya menyerupai gejala flu atau infeksi virus umum lainnya, sehingga sulit didiagnosis tanpa tes khusus. Namun, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening) dan ruam khas menjadi tanda utama yang membantu membedakannya dari infeksi lain.
Penanganan Penyakit Cacar Moyet
Penanganan cacar monyet (monkeypox) berfokus pada perawatan gejala, pencegahan komplikasi, serta pengendalian penyebaran virus.
Saat ini, tidak ada pengobatan khusus yang sepenuhnya menyembuhkan cacar monyet, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengurangi keparahan penyakit dan mempercepat pemulihan.
Perawatan Gejala
- Pengobatan demam dan nyeri: Obat antipiretik dan analgesik, seperti parasetamol atau ibuprofen, dapat diberikan untuk mengurangi demam dan nyeri.
- Pencegahan dehidrasi: Sangat penting untuk menjaga cairan tubuh yang cukup, terutama jika pasien mengalami demam tinggi atau diare. Penderita dianjurkan untuk minum banyak air.
- Perawatan lesi kulit: Lesi pada kulit harus dirawat agar tidak terinfeksi. Lesi bisa dibiarkan terbuka, tetapi harus tetap bersih dan kering. Hindari memecahkan lepuh atau pustula untuk mencegah infeksi sekunder.
- Perawatan nyeri pada kulit atau mulut: Jika ruam atau lesi muncul di daerah sensitif, seperti mulut atau alat kelamin, analgesik topikal atau obat kumur bisa diberikan untuk mengurangi rasa sakit.
Obat Antivirus
- Tecovirimat (TPOXX): Obat ini telah disetujui oleh beberapa otoritas kesehatan, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), untuk mengobati cacar monyet. Tecovirimat bekerja dengan menghambat replikasi virus dan biasanya direkomendasikan untuk kasus cacar monyet yang parah atau untuk pasien dengan risiko tinggi komplikasi (misalnya, penderita dengan gangguan sistem kekebalan).
- Cidofovir dan Brincidofovir: Kedua obat ini juga sedang dipelajari dan digunakan dalam kasus tertentu, karena mereka memiliki aktivitas antivirus terhadap virus pox, termasuk cacar monyet.
Isolasi dan Pencegahan Penyebaran
- Pasien yang terinfeksi harus diisolasi untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain. Cacar monyet dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, lesi kulit, dan melalui droplet dari pernapasan dalam kontak yang berkepanjangan.
- Petugas kesehatan atau anggota keluarga yang merawat pasien harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan, dan pakaian pelindung saat merawat pasien.
- Barang-barang yang digunakan oleh pasien, seperti pakaian, sprei, dan peralatan makan, harus dicuci terpisah dan didesinfeksi dengan benar.
Vaksinasi
- Vaksin cacar manusia (smallpox): Vaksin cacar yang sebelumnya digunakan untuk menghilangkan penyakit cacar manusia juga efektif melawan cacar monyet karena virus penyebabnya sangat mirip. Vaksin ini diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi, seperti petugas kesehatan atau orang-orang yang pernah terpapar virus cacar monyet.
- Vaksin Jynneos (Imvanex/Imvamune): Vaksin ini lebih baru dan khusus dikembangkan untuk melindungi dari cacar monyet dan smallpox. Vaksin ini direkomendasikan untuk populasi yang berisiko, dan telah digunakan dalam program vaksinasi di beberapa negara selama wabah global 2022.
Perawatan di Rumah Sakit
Dalam kasus yang parah, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, perawatan intensif mungkin diperlukan.
Pasien dapat dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan dukungan medis yang lebih intensif, seperti pemberian cairan intravena, pengobatan untuk infeksi sekunder, dan penanganan gejala yang lebih serius.
Pencegahan Penyakit Cacar Monyet
Pencegahan cacar monyet (monkeypox) melibatkan berbagai langkah untuk mengurangi risiko penularan dari hewan ke manusia serta antar manusia.
Mengingat cacar monyet dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, hewan liar, atau barang-barang yang telah terkontaminasi, berikut adalah cara pencegahan yang efektif:
- Hindari Kontak dengan Hewan yang Berpotensi Terinfeksi
- Hindari Kontak Dekat dengan Orang yang Terinfeksi
- Pencegahan Penularan di Lingkungan Kesehatan
- Melakukan Vaksinasi
- Memberikan Edukasi dan Kesadaran Publik
- Melakukan Pengelolaan Hewan dan Produk Hewan
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Hindari Perjalanan ke Daerah Endemik
Baca Juga : Produk HDI Untuk Penyakit Cacar Monyet
Siapa Sajakah Yang Dapat Terkena Penyakit Cacar Monyet
Secara umum, siapa saja yang terpapar virus cacar monyet melalui kontak dengan orang, hewan, atau barang yang terinfeksi bisa terkena penyakit ini.
Meski cacar monyet tidak menyebar dengan mudah seperti flu atau COVID-19, penularan bisa terjadi melalui kontak langsung dan berkepanjangan.
Berikut adalah beberapa kelompok yang berisiko lebih tinggi terinfeksi cacar monyet :
- Orang yang Kontak Dekat dengan Pasien Terinfeksi
- Orang yang Kontak dengan Hewan Terkontaminasi
- Individu di Daerah Endemik
- Orang dengan Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
- Anak-anak dan Ibu Hamil
- Orang yang Terlibat dalam Kontak Fisik Dekat
Mengkonsusmsi Produk HDI Untuk Penyakit Cacar Monyet
Mengkonsumsi makanan kesehatan atau makanan dengan antioksidan yang tinggi merupakan salah satu pencegahan yang dapat kita lakukan.
Produk – produk HDI mempunyai nilai antioksidan yang tinggi. Apa sajah produk HDI yang bisa dikonsumsi untuk mencegah dan menangani penyakit cacar monyet?
- Propoelix. Dapat membantu menangani virus dan bakteri secara efektif.
- Pollenergy. Dapat meningkatkan stamina tubuh
- Royal Jelly. Meningkatkan regenerasi sel tubuh secara cepat.
- Clover Honey. Merupakan sumber energi tubuh.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, risiko penyebaran cacar monyet dapat ditekan secara signifikan.
Promo Produk HDI
DAFTAR MENJADI ENTERPRISER HDI